Rabu, 28 Desember 2016

Gulai Cumi ala Kak Shima

Resep gulai cumi ala Kak Shima:
*Porsi tergantung jumlah cumi dan jumlah bumbu
*Takaran bebas, ilmu kira-kira

Bahan:
Cumi
Santan kelapa (3/4 sampai 1 kaleng santan kira-kira)
Cabai (boleh cabe besar atau rawit)
Bawang merah
Kemiri (boleh ada boleh tidak) *saya pakai, di sangrai sedikit
Kunyit segar
Tomat, dipotong 4-6 bagian
Serai
Daun jeruk
Terasi sedikit saja *saya pakai terasi, sedikit disangrai juga

Caranya:
# Haluskan bawang merah, cabai merah, kunyit hidup, kemiri dan terasi (pakai blender, atau manual, sampai halus betul)
# Tumis bumbu halus dengan sedikit minyak. Masukkan serai dan daun jeruk biar wangi. Tumis sampai masak dan sedikit berminyak
# Masukkan 2 atau 3 gelas santai cair (santan plus air). Kalau sudah mendidih, masukkan cumi dan diikuti santan yg kental.
# Tambahkan garam dan boleh tambah sedikit gula kalau mau
# Masukkan tomat juga yg sudah di potong. 
# Masak sebentar hingga mendidih lagi atau sampai cuminya masak
Siap di hidangkan <3

*Resep saya copy-paste dari pesan messenger kak Shima, sedikit diedit :D
*Kak Shima itu jagoan masak se-Manhattan-Kansas, sekarang sudah kembali ke Medan
*Lumayan berhasil. Kalau cumi lebih segar pasti hasil jadi lebih sedaaap
*Dimakan dengan nasi panas...Amboiii






Tart Susu Kampung Maleset

Resep Tart Susu Ibu Frans (mama :p)*
*bisa jadi 12 potong

Bahan:
1 gelas gula pasir
1 gelas susu bubuk
2 butir telur ayam
3 sdm mentega dicairkan (saya pakai butter)
2 gelas terigu
4 gelas air (karena disini yang ada susu sapi siap minum, saya ganti susu bubuk dengan 4 gelas susu sapi, jadi tanpa air)

Cara membuat :
1. Kocok gula, mentega, telur, susu sekaligus
2. Setelah tercampur rata, masukkan terigu bergantian dgn air sampai habis (mixer pelan) --> saya kocok manual :D
3. Siapkan pan, oles dgn mentega
4. Masukkan campuran ke pan, oven kurang lebih 1 jam, setelah matang diangkat.

**Ini resep saya copy-paste dari pesan whatsapp mama. Hahaha
Lumayan berhasil :)

Tart susu perdana

Selasa, 27 Desember 2016

Teh Kesukaan

Saya sedang cinta-cintanya dengan minum teh.
Entah kesambet apa, tiba-tiba saya jadi menikmati sekali minum minuman paling populer kedua di dunia ini. Kedua terpopuler karena yang pertama masih diduduki air putih. hehehe
Yang jelas, minum teh bagi saya jadi semacam ritual menyenangkan.
Saya tidak mengarah ke penjelasan sejarah teh disini. Walaupun menarik sebenarnya, tapi saya pikir wikipedia lebih jago dalam hal itu :p.

Di amazon.com kayaknya :p


Pada semester Fall 2016 yang baru saja lewat saya mengambil mata kuliah wajib Functional Food. Teh digolongkan dalam Functional Food. Artinya minuman ini memiliki fungsi kesehatan lebih selain dari pada fungsinya sebagai pelepas dahaga (*pelepas dahagaaaa). Hasil penelitian, walaupun tidak konsisten, menunjukkan adanya hubungan minum teh (terutama teh hijau) dan penurunan resiko penyakit jantung, kanker, juga menurunkan berat badan karena teh kaya akan senyawa poliphenol. Walauuu, sebenarnya tidak bisa kita harapkan kesehatan terjadi hanya dari minum teh saja. Intinya, teh "mungkin" punya beberapa manfaat kesehatan.

Membuat teh itu sebenarnya ada seninya. Dari mendidihkan air, mendiamkan/memfilter/menyeduh, lalu mencampuri pemanis. Kalau proses ini dinikmati tentu menyenangkan. Mencium bau teh itu semacam terapi (orang yang senang menyebut kata "terapi" itu kemungkinan punya banyak pikiran :p). Bau teh itu menenangkan. Ada beragam jenis teh di pasaran. Masing-masing punya ciri dan kenikmtan yang berbeda. Saya ingin berbagi beberapa jenis teh yang saya senangi akhir-akhir ini.

# Tong Tji Teh Melati

Teh Melati nya Tong Tji (tongtji.com)

Ini perpaduan teh hijau dan melati yang lembut dan harum. Karena teh-nya teh hijau, rasanya lebih lembut dan tidak ada after taste masam atau pahit. Saya coba bikin pakai coffee maker dengan cara taburkan tehnya ke dalam filter. Alasannya selain keren (:p) supaya aroma dan sari-sari teh nya lebih keluar. Satu sachet bisa jadi 3 cup teh dengan menggunakan coffee maker.

Ilustrasi coffee maker yang ternyata efektif sebagai pembuat teh
(goodhousekeeping.com)

# Teh Sariwangi
Saya tumbuh besar dengan sari-sarinya teh Sariwangi :p. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi, teh ini begitu terkenal hingga ke pelosok nusantara. Minum teh ini bikin anak rantau seperti saya ingat rumah. Teh Sariwangi ini terbuat dari teh hitam. Karena sudah melalui proses fermentasi, rasanya sedikit pekat dan sedikit sensasi masam-pahit. Saya juga meraciknya dengan coffee maker.

Teh Sariwangi (mari-bicara.com)

# Teh Yamamotoyama
Buset nama apa itu? :p. Teh asal Tokyo ini di klain sudah dibuat sejak tahun 1690. Ckck. Saya awalnya hanya ingin coba-coba teh ini waktu ketemu di asian market. Selanjutnya? Ketagihan.
Saya baru coba dua jenis saja, Teh oolong dan teh melati nya. Teh melatinya menurut saya agak sedikit tajam dan rasa melatinya melampaui rasa tehnya. Sedangkan teh oolong-nya favorit saya. Teh oolong adalah teh yang setengah difermentasi sehingga rasanya tidak sepekat black tea. Lembut tapi kesat dan tidak asam. Lezat :)


yamamotoyama.com
# Teh Tong Tji Super Loose Leaf
Masih merk Tong Tji, yang satu ini bukan jenis teh celup melainkan daun teh kering yang tidak dihaluskan (loose leaf) dengan campuran melati. Jadi rasanya tentu saja bisa dibayangkan: lebih kaya dan lebih pure. Aroma yang keluar juga lebih kuat. Kalau saya hirup biasanya orang timur bilang mata putih sampai terbalik (macam mana pula itu :D). Menurut saya si penikmat teh amatir, teh ini juara.  Sengaja ingin menjaga kekuatan rasanya, saya seduh teh ini dengan menggunakan tea filter.

Teh Tong Tji Super Loose Tea kemasan lama, amazon.com

Ilustrasi Tea Filter, amazon.com

# Thai Tea
Seperti namanya, Thai tea berasal dari Thailand. Thai tea sebenarnya saya golongkan sebagai minuman ringan. Menikmati Thai tea bagi saya tidak seperti menikmati teh-teh lainnya diatas. Dia lebih menjurus ke minuman "dessert". Ciri khas Thai Tea adalah warnanya yang orange pekat. Awalnya saya pikir "jenis teh apa ini yang warnanya oranye? Ternyata teh nya ditambahkan bahan pewarna. Begitulah. Pembuatannya biasa dicampurkan dengan gula dan krimer atau susu. Karena rasanya yang nikmat, teh Thailand ini cukup terkenal dan sering ditemukan di asian market maupun restoran asia.

Thai Tea "Pantai" ebay.com

Ilustrasi Thai Tea 11street.com


Sekian dulu, selamat nge-teh :)

Minggu, 25 Desember 2016

Its the end of 2016 already. Finally!
Whats that in "finally"? 
I don't know.
It was just an expression.
But whether it was me being happy for almost finishing an awful year of my life,
Or it was just a mere celebration of being alive.
No idea.

I am having a hard time defining myself. Again.
When I was a teen, I thought that mid twenties people are so mature and stable. 
It might be well applied for other people. Although I am not very sure.
My mid twenties is not so cool really.
I don't know what I am doing,
I hate myself,
I have such a tiny willpower that sometimes I feel like I am ready to die in any second, 
'cos what is the difference anyway?

I used to think that I had found my passion.
Now I am continuously checking on my inner excitement about the area.
Because I am somewhat designed to be a doubter.
Its my job to question stuff.
Until the deadline come and forcefully drag me from a total Absurd to become a lame believer.

I guess evolution has been adding too much complexity on human race.
I found my self being less care nowadays.
Or maybe its just me being tired of pretend that I cared.
No I am no angel or deity-like figure. I am getting over those imagination.
Guess I am pretty much a piece of ever questioning material still floating in this enormous universe.

Right now I feel like a homeless person.
I once felt sorry about a homeless couple in a New York subway.
Well, better feel sorry about myself now because my homelessness is not the absence of building but the presence of self-redefining.
What makes me better is imagining myself as a philosopher.
Since I doubt and question nearly all time, I am happy whenever I found any men with the same features.

Just like other beings, I am growing old.
I realize that every second brings me closer to the mortality.
Oh my, I should make my life pleasurable then!
Because I do not want to spend my life questioning the true meaning.
I am not even sure that such thing is exist.
I am going to make my life a home for myself by living the ideas of my own, my choice.
Trying my best embracing the absurdity.