Ndikosapu, saat gerimis mendahului kabut
Dan menderas kitapun bergegas
Saling memperhatikan langkah kaki masing-masing
Adakah jalan menuju keabadian
Karena cuaca begitu sempurna untuk roman yang masih muda
Ujung mata kita mencari-cari arah
Apalah daya seorang pemalu yang hanya berbekal kamera
Tersenyumlah kita bersama, berdirilah kita bersisian
Karena jalan berbatu didepan kita
Jangan lelah kita akan saling memandang
Melalui spion yang berembun
Sambil kita menyadari betapa lunaknya kepribadian
Betapa kuatnya ikatan-ikatan tak kasat mata
Betapa lembutnya kabut dihirup
Betapa manisnya teh dihidangkan
Betapa satu hari yang tak terlupakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar