Tahun 2013 ini setelah berkunjung ke Makassar (bulan
Juli) dan Malang (akhir Agustus sampai
awal September), saya masih diberi kesempatan ke Sumba Timur September ini.
Wow! Luar biasa sekali.
Sebagai insan penikmat jalan-jalan tentu saja saya sangat
merasa bersyukur dapat kesempatan ke Sumba Timur dalam rangka penelitian
tentang Climate Smart Agriculture.
Memang berkat jalan-jalan tidak jauh-jauh dari Nike. Trima
kasih Tuhan, dan trima kasih 2 orang Boss keren di kantor yang beri kesempatan
ini buat saya ;)
Jadi, untuk mengabadikan momen sekaligus berbagi, ini saya
tulis beberapa hal yang saya dapat di sana selama 9-15 September 2013 di Sumba
Timur.
1.
Kabupaten Sumba Timur ibukotanya di Waingapu
yang jadi pusat kegiatan. Terdiri dari 22 Kecamatan/kota. Waingapu ada Bandara
Umbu Mehang Kunda dan ada pelabuhannya juga.
2.
Hotelnya lumayan banyak, yang paling bagus (dan
paling mahal) katanya hotel Tanto, dibawah Tanto ada hotel Elvin. Elvin ini
baru, awalnya saya nginap sini, tapi hitung2 mahal juga, jadi pindah ke Sandle
Wood. Di Elvin yang VIP sekitar 385ribu. Kalau di Sandle wood VIP 185ribu. Tapi
saya di Sandle Wood ambil yang standar, Cuma 98ribu. Penghematan besar-besaran
:D. Selain itu ada hotel Merlin juga yang agak diatasnya Sandle Wood tapi masih
dibawahnya Elvin. Sandle Wood dan Merlin ini hotel tua yang perabotannya
antik-antik. Dan masih ada hotel-hotel kecil lainnya.
3.
Sumba Timur ini indah sekali menurut saya.
Perjalanan ke desa tidak pernah membosankan karena di kiri-kanan pemandangan
indah dan eksotis. Bukit-bukit yang keren. Katanya sih Sumba dijuluki pulau
seribu bukit. Tapi bukitnya unik. Semua dilapisi rumput coklat yang seragam.
Kayak selimut coklat kelihatannya. Dan di jalan-jalan banyak ternak seperti
sapi putih, kuda Sumba atau kuda Sandal Wood, Kambing, dan tentu saja babi.
Pemandangan ini sangat keren! Jalan utama ke desa juga lancar sih, kecuali
jalan masuk itu yah tentu tidak diaspal.
4.
Transportasi ada bus, ojek, dan becak. Yang
menarik di Sumba Timur bentuk busnya agak unik. Menurut Bos saya, dari depan
mirip belalang, kalau saya sendiri lebih mirip ikan :p.
Becaknya juga unik. Bagian atap becak agak
panjang kedepan, dan full music di dalam becak, karena dilengkapi dengan
speaker dan musiknya biasa musik khas Sumba sih. Hihihi. Banyak yang sewakan
motor atau mobil. Sewanya motor sekitar 50.000-75.000 perhari, mobil sekitar
500.000-1.000.000 perhari. Tergantung juga mobilnya mau dipakai kemana.
5.
Tidak ditemukan makanan khas Sumba Timur yang
dijual. Biasanya warung atau cafe sajikan makanan jawa atau Chinese food.
Makanan dimulai dari 10.000. Kalau di Sandle Wood sudah ada restonya, bisa
pesan makan dari hotel. Dan makanannya enak-enak nan murah.
6.
Anak-anak muda sampai orang tua masih
berkomunikasi dengan bahasa daerah. Menurut saya ini keren karena saya yang
lahir besar di Timor tidak bisa bahasa Dawan :(. Padahal bahasa menjelaskan
asal-usul kita. Hiks.
7.
Bentuk atap rumah Sumba yang tetap
dipertahankan, bahkan untuk bangunan modern seperti Hotel atau Institusi tetap
menjaga bentuk atap yang melancip keatas. Aslinya rumah-rumah dulu atapnya dari
alang-alang dan bentuk rumah panggung. Seiring jaman bergulir, bentuk atap
tetap dipertahankan, tapi terbuat dari seng. Dan tentu saja bukan rumah
panggung lagi.
8.
Di Sumba, kasta di masyarakat masih dianut dan
dipelihara. Ada 3 kasta : Kasta Maramba
: yang tertinggi, punya hamba, dan ada nama Umbu untuk laki-laki dan
Rambu untuk perempuan. Kasta Kabisu :
orang merdeka, bukan hamba, bukan tuan juga. bedanya dengan Maramba, kasta
Kabisu tidak punya hamba. Kasta Ata : merupakan hamba yang mengabdi untuk Kasta
Maramba. Tapi sepertinya kasta-kasta ini sedang dalam masa peralihan, terutama
di kota. Karena tentu Ata juga ingin serta berhak bersekolah. Kalau Ata
bersekolah tinggi, bukankah ia juga bisa jadi orang merdeka bahkan menjadi tuan
suatu hari kelak? Oh ya di dalam rumah sendiri kalau ada perbedaan kasta, ada
juga perbedaan perlakuan, misanya piring gelas yang kasta atas dibedakan dengan
kasta bawah. Kalau laki-laki kasta tinggi menikah dengan perempuan kasta bawah,
perempuannya naik kasta. Tapi kalau perempuan kasta tinggi menikah dengan
laki-laki kasta bawah, perempuannya turun kasta. Begitulah.
9.
Asal muasal leluhur Sumba itu menurut cerita
bermula dari desa Wunga, kecamatan Haharu, Sumba Timur. Beruntung sekali saya
bisa sampai ke tempat itu, meskipun dengan tujuan wawancara pertanian, bukan
untuk melihat-lihat peninggalan leluhur yang katanya masih disimpan di ‘Wunga Lama’.
Oh ya, di Sumba Timur sendiri, desa Wunga inilah yang jadi peringkat pertama
lahan sangat kritis alias kering karena jauh dari mata air dan tanahnya
mengandung batuan kapur yang berporositas tinggi. Saya heran mereka masih
bertahan di sana, meskipun di Sumba Timur ada terlalu banyak tempat subur
lainnya. Tapi kemungkinan karena mereka menjaga lahan peninggalan nenek moyang
mereka yang pertama. Ya, mungkin.
10.
Sajian khas kalau bertamu di rumah penduduk
(desa) adalah pinang kering. Sama dengan di Timor juga sih.
11.
Tenunan asli Sumba Timur itu sangat keren. Motifnya
besar-besar dan biasanya motif kuda. Selendang harganya ratusan ribu, kalau
selimut harganya diatas 2 juta rupiah. tapi itu harga pantas untuk proses
pembuatan yang lama ( bisa capai 1 tahun) dan keindahan motifnya. Saya juga
tertarik dengan perhiasan dari batu-batuan di Sumba. Katanya sekarang sudah
dicampur muti. Tapi ada juga yang benar-benar dari batu-batuan lokal, dari
ujung buah pisang hutan, dari tanduk ruda, dan ada juga pernik dari tulang
paus.
12.
Orang Sumba giginya bagus-bagus. Err, ini murni
pendapat pribadi karena perhatikan gigi-gigi orang yang diwawancarai dan
ditemui rata-rata bagus. Hahaha. Ama Sumba juga tampan-tampan. Struktur
tulangnya tinggi dan kokoh, bentuk wajah bagus dan hidung mancung. Sedangkan
Ina Sumba juga memang badannya besar dan kokoh.
13.
Sumba Timur ini daerah pantai. Sekitar 1 jam
dari Waingapu bisa ketemu pantai Puru Kambera, lalu masih berdekatan situ ada
pantai Londa Lima. Biasanya turis asing berkunjung ke Tarembang, berburu ombak
buat surfing. Tapi saya tidak sempat kesana, padahal kan pemandangan pasti
bag
us :p
Sudah sih, kira-kira ini yang saya temukan selama beberapa
hari menyenangkan di Sumba Timur. Dan yang paling membekas dalam ingatan saya
itu bukit-bukit coklat eksotisnya, yang kalau kena matahari sore warnanya jadi
keemasan. Keren!
Keterangan foto :
Ini foto-foto hasil dari menjelajah beberapa desa. Keren dan eksotis, tidak pernah bosan selama perjalanan :)
salam kenal kak nike
BalasHapussaya sampai ke blog ini untuk mencari gambar tentang suasana kering di sumba timur. kebetulan ada gambar di halaman ini yang cocok dengan yg saya cari. gambar itu rencananya ingin saya gunakan di buku pelajaran yang saya edit. saya minta ijin untuk menggunakan gambar tersebut. semoga berkenan. salam sukses smg cepat selesai kuliahnya ya. terima kasih
oiya saya bisa dikunjungi di catatanmasbay.wordpress.com
Salam kenal juga mas Bayu,
HapusBoleh, silahkan dipakai, semoga bermanfaat ya mas. Terima kasih buat doanya :)
Saya sudah kunjungi blognya, terima kasih buat link nya. Sukses berkarya ya mas!
wah mantap banget min, saya blum pernah kesana nih, pengen kesana juga,berkat artikel ini jadi membantu saya thanks ya min
BalasHapusTerima kasih, semoga kesampaian pergi ke Sumba :)
Hapus