Minggu, 18 April 2021

Dua Ribu Dua Puluh

Dua ribu dua puluh adalah tahun yang aneh buat saya dan juga kebanyakan manusia lainnya. 
Bagi saya, selain pandemi Covid-19, tahun 2020 dipenuhi dengan berbagai kejadian hidup yang membingungkan dan serba tidak pasti. Menjalani 2020 ibaratnya seperti sedang berada di sebuah terowongan gelap yang panjang dan menakutkan, dan saya bahkan tidak bisa berlari ke ujung terowongan itu. Saya hanya bisa jalan perlahan sambil bersabar. Sebenarnya pengibaratan "terowongan" juga kurang tepat. Melewati terowongan cenderung membosankan karena tidak ada yang bisa dilihat. Sedangkan hidup saya di tahun 2020 penuh kejutan yang sama sekali tidak terbayangkan sebelumnya.

Berhenti bekerja di instansi setelah hampir 2,5 tahun, lalu mendapat pekerjaan baru di Jogja (yang sangat unik karena meja kerja bersebelahan dengan kakak kandung satu-satunya :D), dan bahkan mendapatkan pekerjaan baru lagi di Makassar! Lalu kehadiran Oliver yang mengubah status saya menjadi seorang ibu. Tentu serba-serbi bayi baru lahir dan harus berpindah-pindah tempat saat bayi masih sangat kecil, ditambah dengan perjalanan kesana kemari ditengah pandemi membuat sup hidup saya terasa gurih ekstra pedas manis pahit asam sungguh campur aduk. Semuanya penuh risiko, penuh ketidakpastian, penuh tantangan. Mental saya diuji hingga batas kewarasan. Hidup kembali mengajarkan saya untuk berani. Saya mengambil risiko dan menghadapi apa yang harus saya hadapi. 

Sebenarnya perjalanan 2020 jika diuraikan maka isinya sangat panjang. Saat saya mau menuliskan semua kembali, saya merasa pusing dan mual :D. Saya banyak menangis. Saya banyak marah. Saya banyak memaki-maki. Saya banyak makan gorengan saat hamil (lhoh koq kurang nyambung kaq).
Otak saya bahkan saat ini menolak untuk menulis semuanya dengan detil karena takut dilanda kesedihan karena katanya, dia (otak saya) sudah bosan sedih. 

Saya mengalami masa dimana "nothing to lose". Semuanya runtuh begitu saja. Respon awal saya tentu menangis kaq, mau apa lagi. Di satu sisi saya merasakan the power of being in the stage of nothing to lose. Saya belajar bersabar dan rendah hati bersama reruntuhan hidup dan identitas. Saya belajar bahwa hidup sesekali membawa tragedi, dan kita hanya bisa menghadapinya. Saya belajar push the limit lagi. Saya belajar kuat lagi. Saya membuat pilihan-pilihan besar lagi. Hingga pilihan-pilihan tersebut mengarah pada kepindahan saya ke Makassar di awal 2021. 

Saya berharap, saya semakin dekat dan semakin sejalur dengan jalan yang memang milik saya, yang benar-benar saya.

Terima kasih hidup, saya masih hidup, dan semoga saya bisa hidup sehidup hidupnya.

Makan Pisang Goreng adalah Bagian dari Hidup :p


Sabtu, 03 April 2021

How to Unbelieve - 2

Ask questions
Ask many-many questions
Do not be intimidated by them
Stick to those questions, and when the answer comes, 
Ask the answer back with more questions.
Try asking with a neutral point of view, leave that fixed mindset behind.
Do not be afraid of the new 'truth';
What is true yesterday might no longer be true today,
Let alone the 'truth' from thousands of years ago.
We will be fine,
Asking questions is a noble act,
Even if we ended up with no 'right' answer.