Saat menulis ini di akhir Mei dimana medan magnetiknya mulai mereda, saya sudah lebih bijak untuk berkata "terima kasih untuk kepercayaannya, hidup". Padahal pada puncak magnet-magnetnya pertengahan Mei saya hanya bisa mencak-mencak pingin di hus semua hal yang menyerang minta diurusi, bagaimana ceritanya sih semua urusan hidup dan kerjaan menempel mesra begini? Walau saat sedang bijak-bijaknya, saya melihat ini sebagai bentuk "kepercayaan". Begitulah kita manusia senang mencari makna supaya tetap bijak tentram waras.
Bulan ini saya sering membawa pekerjaan kantor ke rumah, menunggu Oliver tidur pulas dan saya gantian menjadi kelelawar kerja untuk bisa makan di malam hari :D, bedanya kelelawar leyeh-leyeh di siang hari, sedangkan saya tetap macul pura-pura cukup tidur. Banyak meeting sampai gelap malam, banyak telepon masuk minta diladeni.
Dinamika personal juga datang dengan tidak segan-segan di rumah. Ada yang being tricky. Ada yang sakit sampai muntah-muntah. Ada yang mau cepat pulang kampung. Ada yang panik ngambek. Ada yang lambungnya luka. Ada yang bergumam "pergi semua jauh-jauh dari medan hidup saya" (ini saya sendiri mengumpat pada hidup wk, hanya bisa bergumam karena tentu tidak benar, saya kalau sendiri bisa hipoglikemi, makanya tidak disounding, hanya di pikiran saja). Semua ini terjadi saat saya harus begadang kerja di malam-malam hari. Padahal sebelumnya sudah latihan: kalau masalah datang, berdoa saja: "terima kasih hidup, sebuah keberuntungan bisa dipercayai berbagai hal untuk kebaikan saya". Nyatanya jiwa egois dan sok kuat ini meronta-ronta kalau dihadang dari utara timur selatan barat haha. Sepertinya masih butuh proses pemurnian :D
Pada akhirnya hanya bisa bersyukur karena semua bisa dilewati (padahal selalu begini tapi tetap lupa kalau lagi pening). Kalau dilihat dari sudut pandang orang ketiga, keempat, dan kelima, sepertinya saya bisa melalui semuanya dengan slay. Tapi pertempuran di dalam batin hanya sendiri yang tau. Memang betul, kita tidak bisa menilai hidup seseorang dari apa yang terlihat saja, karena bisa jadi yang dihadapi adalah muntah-muntah kurang tidur lambung luka, atau mungkin pertempuran melawan diri sendiri seperti pertempuran mortal kombat jadul pemain biru dan merah yang saling tinju tendang padahal lawan sebenarnya adalah ego pribadi dan self-impurity wk.
Terima kasih Mei, yang menunjukkan pada saya a glimpse of hidup orang dengan magnet hidup yang kuat, saat "semuanya" datang sekaligus, nah lhoh nah lhoh. hehehe. Memang masih harus banyak belajar, kali ini saya harus belajar kembali untuk bisa bilang: Terima kasih hidup untuk kepercayaannya, what a pleasure to experience life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar