Senin, 27 Mei 2019

Tempat yang Jauh

Tempat yang jauh sedang menungguku
Yang punya lebih banyak hari berawan berbanding hari terik
Dengan gelembung personal berdiameter 10m
Tanpa harus dipertanyakan kalau perempuan ingin jalan sendiri, tengah malam sekalipun
Yang tidak perlu dijelaskan mengapa kontrak rumah sendirian itu bukanlah penyakit
Ditempat itu perempuan dibayar setara dengan laki-laki
Atau dibayar lebih kalau memang bekerja lebih keras
Tidak berbasa-basi, langsung pada inti pembicaraan
Tidak ada pidato-pidato pembukaan yang menghabiskan 1 jam berharga dalam hidupnya
Dan berbagai kepercayaan yang dipakai sebagai tameng malas mencari tahu lebih dalam
Yang lebih memilih membaca daripada mengulang kembali bercandaan yang sama puluhan kali
Ditempat dimana perempuan yang menikmati hidup sendiri tidak perlu didoakan karena itu sekali lagi bukan penyakit
Kalau sudah 30an apalagi 40an dan belum menikah tidak di-cap "tidak laku", tetapi dihormati pilihannya dan dikagumi kemandiriannya
Saat tali bra-nya atau kulit perutnya terlihat tidak perlu bajunya ditarik-tarik untuk segera ditutupi

Mungkin sekali saja seorang anak perempuan mencicipi kebebasan, ia tidak ingin lagi hidup dalam kekangan. Buat apa? Hidup ini terlalu singkat untuk memenuhi ekspektasi beberapa orang yang tidak menyumbang seurat kebahagiaan dalam hidupnya.

Tempat yang jauh itu adalah tempatku, habitatku, Sedang menungguku. Aku pasti kesana. Aku harus disana. Walau tempat yang jauh itu sebenarnya selalu hidup dalam hatiku, hati seorang perempuan merdeka.



1 komentar:

  1. bagian pidato-pidato pembukaan itu sungguh membosankan ya :D. Apalagi buat kita-kita yang gampang teriritasi. haha
    Tapi kadang beta kagum dengan orang-orang yang jago berbicara panjang lebar di depan audiens dan tidak terpengaruh sedikit pun dengan eskpresi bosan dari muka pendengar :D. Orang-orang tak peka.

    BalasHapus