Sabtu, 09 Desember 2023

Bloceh (Blog Ngoceh) #5 - Di Simpang Hidup

Kembali lagi Bun akhirnya kita nge-blog, lamanyaa, ngapain aja Bun?
Begini Bun, hidup kalau sudah memasuki Juli-November itu bukan sekedar berlari atau terbang ya, hidup kayak ber-teleportasi Bun, swinggggg, Juli-November hanya dalam kedipan mata (slow motion tapi ehehe). Mungkin karena masa Juli-November itu banyak sekali tuntutan pekerjaan dan intensitas yang sedang tinggi-tingginya mengejar target kehidupan yang dibuat sendiri untuk bisa hidup lalu mengeluh karena kecapekan (apaan Bun), jam kehidupan seperti bergerak lebih cepat. Dan, sudah akhir tahun saja, kalau di SoE, orang sudah sibuk acara natalan setiap hari sampai pertengahan bulan Januari :D.

Sebenarnya akhir tahun ini punya cerita tersendiri. Seperti berada di simpang kehidupan, mau ke mana setelah ini? Memangnya ada pilihan? Sebenarnya ada beberapa opsi di waktu yang akan datang. Kalau status quo saja, sebenarnya hidup sudah cukup terpetakan hingga akhir 2024 atau bahkan akhir 2025. Tapi seperti biasa, otak kita ini sepertinya eksis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan pemantik (macam seminar-seminar jaman now, ada pemantik diskusi wkwk). Kayak gini: Bun, inikah hidup yang engkau inginkan? inikah panggilan hidupmu? di kota inikah kamu akan berakar? dengan orang-orang inikah kamu akan habiskan masa produktifmu? di sekolah inikah anakmu akan terus belajar? di lingkungan inikah kamu akan habiskan umurmu? kemana suamimu ingin menetap? dst dll dsb ampyun pusing ga Bun dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat otak sendiri untuk memusingkan otak yang sama juga? tsk

Sebenarnya setahun yang lalu jawaban-jawaban ini akan sangat mudah di jawab. Tapi sejak sekitar bulan Maret dan April tahun ini, ada beberapa opsi jawaban yang berseliweran di pikiran saya, membuat saya mempertanyakan kembali dan membuat pilihan-pilihan berganda yang memusingkan kembali, padahal tidak ada jawaban yang salah. Apakah benar ada yang namanya "Garis Tangan?". Selama ini saya penganut "kita tentukan kemana garis kehidupan kita sendiri dengan pilihan-pilihan kita". Tapi kalau keadaan sedikit lebih rumit seperti ini saya maunya pergi ke "orang pintar", primbon jawa, Tim Doa, atau apalah itu mencari wangsit saja hehee. Dasar homo oportunistikans. 

Sebaiknya paragraf terakhir diakhiri dengan sedikit nada optimis, bahwa kadang kita perlu menunggu sampai waktu yang tepat mengungkap misteri-misteri hidup sampai kita bisa bilang "ohhh ya ternyata memang ini jalannya", kalau sudah ada di jalan itu. Apa yang memang untuk kita tidak akan tergantikan, selama kita jujur pada diri sendiri. Baiklah, homo si paling sapiens! Tsk. Untuk sekarang Bun, marilah kita berlatih "singing and dancing and ngopi-ngopi cantik along all the uncertainties". Let's reveal all the options and see which one really belongs to us or chosen for us, keep on catching your fish as if those fish were meant to be yours. Apaan ya Bun? makin bingung? Ngopi dulu mungkin :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar