1 September tiba-tiba saya sudah tiba di Kupang. Perjalanan yang tidak terencana menyusul Kota Makassar yang penuh pendemo marah-marah dan bakar-bakar. Tiba di Kupang berkumpul dengan Gide dan Oliver dunia terasa seperti anteng-anteng saja, tak bergejolak-tak bermacet. Melihat purnama di Kupang dan merasakan Lion Air delay 5 jam seolah-olah sesuatu yang sudah harus dimaklumi. Makan cakalang tumis, nabas, resto selera, kopi-kopi hits kupang, dll.
Menyusul kunjungan ke Soe, keluarga besar yang penuh kehangatan. Oliver bahagia bertemu 2 pasang opa-omanya, om-tantenya nya, sepupunya, keluarga besar kami. Sempat bertemu keluarga yang sudah lama tak bersua, merawat ikatan dan karma-karma baik kehidupan.
Lalu tiba-tiba saya di Jeneponto dan Maros untuk kunjungan donor, tiba-tiba ada di tengah-tengah masjid, menyaksikan pengajian di Bantimurung dan Posyandu di Rumbia Jeneponto.
Kemudian di akhir September tiba-tiba saya ke Papua lagi, kali kedua. Tiba-tiba kunjungan ke Distrik Nimbokrang dan Waibu, Sentani. Tiba-tiba ketemu salah satu makanan padang terenak dalam hidup, RM Serantau, Sentani :D. Bertemu dengan rekan kerja dan kenalan, stop sebentar di bukit salib menghirup angin lembut penguapan danau Sentani, dan menikmati melati harum di Suni Sentani.
Bulan September mendesak saya untuk meningkatkan energi positif . Konon saat portal terbuka, semuanya kembali ke pilihan kita: masuk ke dimensi yang penuh cinta kasih atau dunia penuh kemarahan dan kekacauan, atau status quo. Semoga saya bisa semakin dimurnikan untuk selaras dengan penggilan jiwa dan jalan penuh keberkahan, membawa kebaikan untuk dunia dan siapapun yang berpapasan di jalan. Amin.
Berikut foto-foto tarian menyambut portal yang terbuka :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar