Minggu, 26 Januari 2025

Januari Berbenah

Tahun 2025 ini diawali dengan berkumpul bersama keluarga yang hangat di kampung: Kampung Maleset dan Kampung Rote, Kota SoE 😇. Yang paling berbahagia tentu saja Oliver. Sehari-hari kerjaannya nonton TV, main mainan baru, bertemu banyak keluarga, dan diberi limpahan perhatian. Senang rasanya membawa Oliver ke sumber tali-temali akar-mengakar rerajut hubungan genetiknya. Senang juga menyapa keluarga dan kota kecil tempat kami bertiga lahir. Lalu tibalah saat saya dan Oliver harus pulang kembali ke Makassar dengan berat hati meninggalkan suasana liburan dan orang-orang terkasih. Oliver syukurlah bisa menumpahkan air mata dan raungan kepedihannya di bandara. Sebagai mama, sayangnya saya tidak bisa join meraung juga apalagi melolong wkwk. 

Kami pulang kembali ke rumah yang ternyata dipenuhi dengan jamur. Hujan lebat berhari-hari tanpa sinar matahari membuat rumah kontrakan kami yang ditinggalkan 2 minggu lebih menjadi penuh jamur. Saya berpikir kalau 2 minggu saja rumah kosong jadi penuh jamur, beberapa bulan mungkin bisa berlumut, bertokek, berkecoa, bertikus, bersemak-semak, berhantu, dan berhutan. Memang pada dasarnya rumah itu perlu didiami, dirawat, dinafasi. Jadi berpikir kalau kapan-kapan sudah punya rumah sendiri perlu ada usaha menjiwai merawat menyayanginya amiin. Sembari melamun punya rumah pribadi yang penuh berkah, saya pun menghabiskan cukup banyak waktu dan tenaga membasmi sebaran jamur di lemari, kursi, dan tas-tas guncang dunia kesayanganku.

Semenjak membersihkan jamur, saya jadi suka memantau setiap sudut kontrakan ini. Banyak sekali barang, baik barang masih pakai maupun barang menumpuk tak dipakai lagi. Mainan, baju, buku, kemasan kosong, kotak entah apa, tas belanja berbayar berkedok cinta lingkungan, kotak plastik hasil pesan makanan online yang ditumpuk-tumpuk, saos sambal sasetan, sumpit sekali pakai, dan segala jenis penimbunan barang-barang “sayang kalau dibuang” lainnya. Berawal dari membersihkan jamur, saya lanjut mengeliminasi barang-barang lainnya. Setelah membersih-rapikan rumah, energi rumah pun terasa lebih teratur dan nyaman.

Pembenahan berlanjut ke kulkas dan segala isinya. Saya sangat senang membeli bahan makanan segar bergizi. Puas rasanya kalau kulkas penuh makanan. Walaupun tidak setiap hari saya masak, tapi kalau sempat masak saya suka pakai bahan-bahan berkualitas. Tapi tidak jarang juga menumpuk bahan makanan di kulkas dan berujung dibuang karena layu dan rusak. Kali ini saya sedang berusaha menggunakan semua bahan makanan yang dibeli. Bulan Januari ini saya lumayan sering masak. Menikmati makanan-makanan sederhana tapi cukup menutrisi. Senang rasanya kalau semua sesuai takaran pribadi: garam, minyak, bakteri dan keringat tangan sendiri, dll.

Januari ini berjalan cukup lama. Katanya Januari adalah bulan terpanjang dalam setahun mengingat gaji bulan Desember datang lebih awal, lalu uang dihabiskan untuk perayaan ganti tahun dan liburan, tapi Desember dan Januari sama-sama punya 31 hari. Sebenarnya mau dibilang lama sekali juga tidak. Buktinya bulan pertama di tahun 2025 ini sudah hampir rampung. Saya bersyukur bulan ini dipenuhi energi baik, energi bebersih, berbenah, dan menutrisi diri. Semoga ini menjadi tanda baik untuk tahun ini, semoga bulan-bulan berikut juga dipenuhi berkat dan kebaikan 🙏.




Rabu, 01 Januari 2025

Dua Ribu Dua Puluh Empat

Selamat tahun baru 2025 semua, apa kabar?
Bagaimana tahun 2024nya? Selamat untuk kita semua yang sudah lewati 2024 dengan…selamat? Hehe
Semoga kita bisa mengambil waktu sejenak untuk mensyukuri semua perjalanan hidup setahun lalu dan siap menjalani 2025 ini.

Di 2024 awal saya lewati dengan banyak pertanyaan dan kebimbangan, mengingat Gide diberitakan lolos CPNS sebagai pengajar di Universitas Nusa Cendana, Kupang. Saya bimbang lebih karena kuatir apakah bisa tetap bekerja di Makassar sambil mengasuh Oliver sendiri (dibantu asisten). Saya kuatir saya tidak mampu memenuhi kebutuhan mengasuh dan menyayangi Oliver, saya kuatir tidak maksimal bekerja karena prioritas keluarga saya utamakan, saya kuatir tidak punya cukup waktu tidur, dan berbagai kekuatiran lainnya. Saya bahkan sudah menghitung kekuatan finansial saat itu untuk jika sewaktu-waktu harus resign, saya bisa berhenti bekerja dengan cukup bekal hidup. Saya bahkan sudah sounding kemungkinan resign ke atasan-atasan saya. Di benak saya setiap hari terlintas skenario-skenario. Salah satu contoh skenario paling sering diputar di kepala: Sekeluarga pindah ke Kupang, Nike resign dan jadi ibu rumah tangga di Kupang, hidup sederhana, Oliver bersekolah di sekolah x, sambil kalau ada waktu berjualan apa saja. Ada juga skenario kami sekeluarga pindah di Kupang, sambil saya bekerja di lembaga dengan jenis pekerjaan fleksibel dan bisa bekerja dari rumah. Apapun itu, saya berkali-kali membatin: kita harus siap ya bun, apapun yang terjadi harus siap.

Bersyukur sekali saya hingga saat ini masih terdaftar sebagai staf, masih bekerja di Makassar, sambil menjaga Oliver (dengan bantuan asisten rumah tangga), sambil sesekali bertemu keluarga. Memang ada penyesuaian-penyesuaian, tapi sejauh ini masih mampu. Harus diakui kalau dilihat sepintas sepertinya kurang ideal pengaturan keluarga saat ini yang hidup berjauh-jauhan. Tapi hidup selalu membawa kebaikan-kebaikan di setiap opsi yang kita pilih (atau memang harus dijalani). Ada keuntungannya juga hidup berpisah sementara waktu ini.

Sejak tahun 2023 hingga pertengahan 2024 ini, saya menemui banyak sekali pintu yang tertutup untuk saya. Ada banyak aplikasi dan lamaran (courses, fellowship, dll dsb) yang saya kirimkan hanya untuk kemudian mendengar penolakan halus, atau pengabaian yang kejam 😅. Untuk menghibur hati saya, saya mencoba bijak melihat semua ini, bahwa pintu yang tertutup sebenarnya adalah petunjuk bahwa itu bukan jalan untuk saya, dan hanya akan menjauhkan dari tujuan hidup saya. Di sisi lain, saya juga melihat semua pintu yang coba saya ketuk itu dilakukan dengan ambisi yang keliru, banyak yang saya lakukan untuk “kabur” dari kondisi saat itu. Kalau mau dihitung-hitung, sepertinya jumlah penolakan dan pengabaian hampir sejumlah jari tangan saya, membuat saya menjadi pribadi yang semakin—kalau bukan bijak berarti tebal kulit 😄.

Lalu di akhir Oktober saya menerima berita bahagia untuk berpartisipasi di ajang cukup penting dalam pekerjaan saya: tanpa saya harus mengetuk-ngetuk pintu ataupun jendela. Yaa memang kalau sesuatu memang sudah ditakdirkan untuk kita, tidak akan tertukar dan terlambat datangnya. Sebaliknya, se-kepingin dan se-ngebet apapun kita terhadap sesuatu, kalau memang bukan untuk kita maka ya dia hanya lewat begitu saja.

Tahun 2024 ini saya lebih banyak berdoa, bermanifestasi, berserah, dan mencoba berpikiran positif. Kalau tidak demikian mungkin saya sudah kering dan getir. Saya menggali kembali sisi-sisi haus spiritual saya untuk memahami tujuan hidup, energi, kekuatan pikiran, dan semacamnya. Semua ini membuat saya menjadi lebih kuat menjalani hari-hari penuh kebimbangan dan kekuatiran.

Saya pun lebih menghargai waktu yang saya harus pintar-pintar atur untuk Oliver, untuk keluarga, untuk diri sendiri, untuk liburan dan pause sejenak, dan untuk bersosialisasi. Saya melihat kemampuan mengatur waktu saya lebih baik, syukurlah, karena bagi saya waktu terus berjalan cepat. Hari-hari berlalu dengan tidak sungkan-sungkannya. Pergi secepat itu lalu saya kaget karena belum selesai bekerja, belum siapkan makanan, belum olahraga, belum belum belum, lalu jatuh dalam perangkap: besok saja 😅. Semoga mau terus berlatih mengatur waktu lebih baik ya bun.

Akhirnya tahun ini bisa travel ke luar negeri, Singapore dan Thailand, syukurlah banyak pengalaman dan pembelajaran. Sempat liburan awal tahun dan akhir tahun di Bali dan tengah tahun di Jakarta dan Singapore. Dengan semakin berjauhan fisik ini semakin merasa pentingnya liburan/quality time keluarga. Demikian juga dengan keluarga besar, semakin kesini semakin melihat betapa berharganya punya keluarga besar yang selalu mendoakan hal-hal baik dalam hidup kami. Untuk bagian ini saya bersyukur sekali.

Tahun 2024 ini juga membawa perubahan personality dan preferensi saya. Di postingan sebelumnya saya menulis tentang perubahan menjadi la madame tres feminine la vie en rose 😄. Saya senang memeluk kembali sisi feminin penuh potensi ini, sambil mendandani diri dengan hal-hal yang cantik (dan mengguncang dompet 😅). Saya suka image ini. Sepertinya bukan sepenuhnya baru karena seingat saya sejak kecil saya suka bersolek dan saat kuliah S1 juga saya suka beli baju-baju dan tas-tas cantik. Hanya saja setelah kuliah S1, terlebih S2, saya berubah bagaikan metamorfosis terbalik dari kupu-kupu kenjadi ulat 😄. Tapi begitulah fase-fase hidup, menurut saya itu juga bukan regresi, hanya ganti case dan sedikit software saja. Semoga fase cantik mahal ini bisa bertahan lama karena saya bermimpi jadi ibu-ibu (dan kemudian nenek-nenek) dengan mobil keren, fashion terbaik, dan embel-embel duniawi lainnya yang indah-indah 😅. Dengan kaca mata sekarang saya sama sekali tidak melihat aspirasi ini sebagai cetek atau petty. Saya melihat ini sebagai penghargaan terhadap hidup, terhadap casing jiwa yang sementara ini. Semoga diberkati dengan berlimpah, amiiin.

Tahun 2024 ini keadaan memaksa saya untuk menyetir mobil sendiri. Memang kadang harus terpaksa baru go 😄. Saya sudah mengikuti bahkan 2 jenis kursus menyetir, bahkan sudah memiliki SIM A. Tapi selalu enggan menyetir mobil sendiri karena ada Gide. Semenjak Gide ke Kupang, mau tak mau saya harus berani turun ke jalan, berani parkir tidak sempurna, dan berani menjadi amatir plus diklakson kiri kanan. Setelah beberapa bulan menyetir saya cukup percaya diri, gantian saya yang klakson kendaraan di sekitar kalau asal-asalan menyetir tsk.

Demikian sedikit cerita tahun 2024. Saya bersyukur bisa menulis ini di kampung halaman yang dingin dan berhujan, sambil angkat kaki di sofa dikelilingi keluarga yang hangat.
Selamat menjalani 2025 ini, semoga penuh berkat, miracles, kesempatan, petualangan, dan pemenuhan jiwa ❤️.