Sabtu, 28 Juni 2014

KETUKAN



Sekali ketuk : tamu seperti apa rupamu?

Dua kali ketuk : ah, kamu rupanya, tunggu sebentar.

Tiga kali ketuk : mana cermin, aku harus berkaca.

Empat kali ketuk : aku punya segudang cerita yang tak sempat kuceritakan pada orang lain.

Lima kali ketuk : bubur maupun nasi, putih maupun merah, adakah berbeda?

Enam kali ketuk : bunyimu familiar, ketukanmu berirama, hai tamu.

Tujuh kali ketuk  : sebelumnya semua suara membuat konsentrasiku pecah.

Berkali-kali ketuk  : bisakah kurekam ketukan-ketukan itu sebelum ia datang?
(atau cukup saja menikmati pecahan-pecahan konsentrasi dalam ketidakberaturan ketukan rongga dadaku)

bisakah kupesan ketukan statismu untuk bertahun kemudian?
(atau kujalani saja bekas ketukanmu hingga seminggu kedepan)



Soe, 24 Juni 2014





Tidak ada komentar:

Posting Komentar